Tips kali ini adalah usulan dari salah satu pengunjung website kami (sdri. Ipe) yang mengusulkan tips tentang etika sesama jamaah haji ketika di pondokan. kami sangat berterima kasih atas usulan ini mengingat banyaknya persoalan yang muncul antara sesama jamaah haji berkaitan dengan interaksi sosial mereka ketika di pondokan.
Ketika di Tanah Suci jamaah haji akan ditempatkan di pondokan/hotel yang sudah ditentukan oleh pemerintah RI dalam hal ini Kementrian Agama. Seluruh jamaah haji indonesia akan dibagi dalam Kloter-Kloter (Kelompok Terbang) yang akan diberangkatkan melalui embarkasi penerbangan. Ada 11 Embarkasi di seluruh Indonesia yaitu: Embarkasi Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makasar.
Penempatan jamaah haji di pondokan/ hotel selama di Tanah Suci berdasarkan hasil Qur'ah kloter (undian). Karena itu jika ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang menjanjikan jika ikut bergabung dengan KBIH nya akan mendapatkan pondokan yang dekat dengan Masjidil Haram adalah hal yang patut ditertawakan alias kebohongan belaka?!
Jamaah haji selama di Tanah Suci akan menempati Pondokan/ Hotel yang memiliki jumlah kamar yang beragam. Khusus di Madinah sebagian besar jamaah haji akan ditempatkan di hotel yang memiliki kapasitas hunian kamar yang jumlahnya ratusan karena hotelnya kategori hotel bintang 5(bisa menampung lebih dari 5000-6000 jamaah haji dalam satu hotel?). Hotel-hotel ini berjarak kurang dari 500 m dari Masjid Nabawi (daerah Markaziah). Tetapi ada juga jamaah haji yang ditempatkan sekitar 1 km dari Masjid Nabawi (non Markaziah). Kondisi pondokan di daerah non Markaziah ini kurang begitu baik dibandingkan dengan hotel di Markaziah, sebab bukan hotel bintang 5 tetapi hotel kecil dengan kapasitas kamar yang tidak terlalu banyak.
Sedangkan di pondokan di Makkah lebih beragam lagi sebab radius pondokan ini, jarak terdekat dari Masjidil Haram sekitar 1,5 - 2,5 km sedangkan jarak terjauhnya sekitar 4-5 km dari Masjidil Haram. Kategori pondokan/ hotel di Makkah adalah hotel menengah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar (1000-1500 orang), bahkan pondokan ini lebih dikenal dengan rumah-rumah penduduk Makkah yang disewakan untuk pondokan.
Di Pondokan ini jamaah haji akan menempati kamar-kamar yang satu sama lainnya saling berdekatan. Kapasitas kamar-kamar ini beragam, ada yang berisi 3, 4, 5, 6 orang dalam satu kamar, bahkan dalam satu kamar bisa berisi 7-8 orang?? Kapaitas kamar dengan isi 3 atau 4 orang sedikit sekali, yang lebih banyak adalah kamar yang berisi 5-6 orang. Tidak semua kamar-kamar tersebut memiliki kamar mandi sendiri-sendiri. Bahkan kami pernah menempati pondokan dimana dalam tiga kamar terdapat hanya satu kamar mandi ( 1 kamar mandi dipakai untuk 14 orang??).
Dari gambaran tersebut di atas mungkin Anda bisa bayangkan persoalan-persoalan yang akan muncul sesama jamaah haji. Mau Tahu?
Dalam satu kamar berisi 5-6 orang, yang memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak pernah kenal sebelumnya dan tidur dalam satu kamar dimana memiliki kemauan yang berbeda-beda pula, ya kan? Ada yang tua, ada yang masih muda. Ada jamaah haji yang suka AC dihidupkan, ada pula yang tidak suka AC?!
Ada jamaah haji yang suka mendengkur saat tidur, ada juga yang tidak bisa tidur jika ada yang mendangkur?! Ada yang suka dengan lampu dipadamkan, ada pula yang suka lampu terang saat tidur?! Bahkan ada yang suka buang angin (kentut) sesukanya sendiri lho?! Ada yang mandi kelamaan (bisa 30 menit sendiri), yang lain jadi tidak bisa ke kamar mandi, iya kalau hanya ingin wudlu saja, kalau pas lagi sakit perut dan mules-mules, kan berabe?! Dan masih banyak lagi persoalan-persoalan yang akan terjadi antara sesama jamaah haji. Gak percaya? buktikan aja nanti jika Anda berangkat haji?
Nah.., oleh karena itu diperlukan adanya etika bersama antara sesama jamaah haji ketika di pondokan ini. Etika bersama ini perlu dibicarakan secara bersama-sama dan menjadi kesepakatan bersama yang harus dipatuhi jika tidak ingin persoalan-persoalan tersebut pecah menjadi konflik antara sesama teman-teman sekamar. Bagaimana caranya? jamaah haji kan bukan anak kecil lagi jadi tidak perlu didekte lagi iya kan? Saran kami selalu bermusyawarahlah jika terjadi konflik sesama jamaah haji dan bersabarlah dan jangan mau menangnya sendiri karena kita sedang menjadi Tamu-Tamu Allah SWT.
Ada beberapa solusi yang bisa kami tawarkan guna mencegah konflik sesama jamaah haji dalam satu kamar antara:
- Untuk masalah AC kamar, buatlah kondisi kamar yang nyaman, jika kamar terasa panas hidupkanlah AC tetapi jika terasa suhu kamar sudah dingin matikanlah AC tersebut. Jadi dengan cara ini yang suka AC dan yang tidak suka AC sama-sama terakomodasi.
- Untuk bapak-bapak yang suka merokok, sarankan mereka untuk tidak merokok di dalam kamar jika perlu mintalah ke ketua Rombongan agar bapak-bapak yang suka merokok (ahli hisab he..he..he..) dikumpulkan dalam satu kamar saja sehingga jika merokok tidak mengganggu yang lain.
- Untuk masalah kamar mandi, buatlah kesepakatan agar kalau mandi tidak boleh berlama-lama, khususnya ibu-ibu jika mandi jangan boleh sambil mencuci baju jadi lama deh di kamar mandi. Di pondokan tidak ada tempat khusus untuk mencuci baju sehingga kamar mandi tersebut ya dipakai untuk mencuci baju juga. buatlah kesepakatan agar jika mencuci baju tidak pada waktu dimana semua orang lagi butuh ke kamar mandi biasanya saat pagi hari. Jika mau mencuci baju siang hari saja saat dimana kamar mandi lagi kosong.
Saran kami agar Anda nyaman selama menunaikan ibadah haji dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri: "Sibukan Hati Kita dengan berdzikir".
Rasullullah SAW pernah bersabda "di dalam diri manusia terdapat segumpal daging jika baik maka baiklah orang tersebut tetapi jika segumpal daging tersebut buruk maka buruklah orang tersebut" lalu ditanya oleh seorang sahabat "Apa segumpal daging itu ya Rasulullah?" " Segumpal daging tersebut adalah Hati"
Maka dari itu kemana pun Anda pergi, bagaimana pun sesibuk Anda, Sibukkan lah hati kita dengan berdzikir? Ini pekerjaan yang mudah dan tidak perlu modal satu sen pun tetapi sulit dilaksanakan?! Jika hati kita sibuk dengan berdzikir maka Anda tidak akan sempat untuk mengeluh, bergunjing atau berbuat hal yang tidak bermanfaat. Apalagi ketika kita sedang berihram, kita tidak boleh berkata kotor (rafats), Jidal (berbantahan) dan Fusuk (melanggar perintah agama), maka dari itu sibukkanlah hati kita dengan berdzikir. Insya Allah Anda tidak akan melanggar larangan ihram tersebut! Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber: http://www.kbiharofahmalang.com
Sumber: http://www.kbiharofahmalang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar