Senin, 18 Oktober 2010 Mekkah (MCH)--Kisah berikut ini adalah cerita mengenai sepenggal episode perjalanan dua orang sahabat dalam dalam mencari Ridho Allah SWT. Penggalan kisah ini terjadi ketika keduanya sedang dalam perjalanan Hijrah dari Makkah menuju Madinah. Di sebuah goa di tengah-tengah gurun pasir tak bertepi, seseorang rela mengorbankan nyawanya demi sahabat yang dicintainya karena Allah SWT. Kisah yang terjadi di dalam Gua Tsur ini, mengajarkan kepada kita tentang arti kesetiaan dan keagungan pengorbanan para sahabat untuk Rasulullah SAW. Dan tiba2 seekor ular mendesis perlahan mendatangi kaki Abu Bakar yg terlentang. Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali Ia menarik kedua kakinya untuk menjauh. Namun, keinginan itu segera dienyahkan dari benaknya, tak ingin Ia mengganggu tidur nyaman Rasulullah SAW. Abu Bakar meringis ketika ular itu mematuk pergelangan kakinya, sakit. Tapi kakinya tetap saja tak bergerak. Sang ular kemudian bergerak pergi dalam hening setelah beberapa lama melilit kaki Abu Bakar. Kini Abu Bakar merasakan panas di sekujur tubuhnya. Rupanya bisa ular itu segera menjalar sangat cepat. Hingga tanpa sengaja, ia nyaris tak sanggup menahan rasa sakit dan air matanya pun menetes mengenai pipi Rasulullah SAW yang tengah berbaring. Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini? susra lirih Rasulullah SAW memenuhi udara dalam Gua. Tentu saja tidak, wahai Rasulullah. Saya ridho dan ikhlas mengikuti kemana pun Engkau pergi, Kata Abu Bakar sembari masih menahan rasa sakit. Lalu mengapakah Engkau meneteskan air mata? tanya Rasululah menyelidik. Seekor ular baru saja menggigit saya, wahai putra Abdullah. Ternyata bisanya menjalar begitu cepat, terang Abu Bakar. Lalu Rasulullah SAW menatap Abu Bakar penuh keheranan dan tak seberapa lama bibir manisnya bergerak. Mengapa engkau tidak menghindarinya? Saya khawatir bila gerakan saya membangunkanmu dari tidur lelap, jawab Abu Bakar sendu. Sebenarnya ia kini menyesal karena tidak dapat menahan air matanya, hingga mengenai pipi Rasulullah dan membuatnya terjaga. Sungguh bahagia aku memiliki seorang sahabat sepertimu. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi balasan, sabda Rasuullah SAW yang dengan penuh kasih sayang dan tanpa menunggu waktu, segera meraih pergelangan kaki sahabatnya yang baru saja digigit ular. Dengan mengagungkan nama Allah, Nabi mengusap bekas gigitan ular di Abu Bakar dengan ludahnya. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi terasa. Abu Bakar segera menarik kakinya karena malu, sementara Rasulullah SAW masih memandangnya dengan penuh rasa sayang. Goa Tsur terletak di luar kota Makkah, di sebelah arah menuju Madinah yang berjarak kurang lebih 600 km. (syaifullah amin/mch madinah)
Senin, 26 Juli 2010
Minggu, 18 Juli 2010
Gua Tsur
Senin, 18 Oktober 2010 Mekkah (MCH)--Kisah berikut ini adalah cerita mengenai sepenggal episode perjalanan dua orang sahabat dalam dalam mencari Ridho Allah SWT. Penggalan kisah ini terjadi ketika keduanya sedang dalam perjalanan Hijrah dari Makkah menuju Madinah. Di sebuah goa di tengah-tengah gurun pasir tak bertepi, seseorang rela mengorbankan nyawanya demi sahabat yang dicintainya karena Allah SWT. Kisah yang terjadi di dalam Gua Tsur ini, mengajarkan kepada kita tentang arti kesetiaan dan keagungan pengorbanan para sahabat untuk Rasulullah SAW. Dan tiba2 seekor ular mendesis perlahan mendatangi kaki Abu Bakar yg terlentang. Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali Ia menarik kedua kakinya untuk menjauh. Namun, keinginan itu segera dienyahkan dari benaknya, tak ingin Ia mengganggu tidur nyaman Rasulullah SAW. Abu Bakar meringis ketika ular itu mematuk pergelangan kakinya, sakit. Tapi kakinya tetap saja tak bergerak. Sang ular kemudian bergerak pergi dalam hening setelah beberapa lama melilit kaki Abu Bakar. Kini Abu Bakar merasakan panas di sekujur tubuhnya. Rupanya bisa ular itu segera menjalar sangat cepat. Hingga tanpa sengaja, ia nyaris tak sanggup menahan rasa sakit dan air matanya pun menetes mengenai pipi Rasulullah SAW yang tengah berbaring. Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini? susra lirih Rasulullah SAW memenuhi udara dalam Gua. Tentu saja tidak, wahai Rasulullah. Saya ridho dan ikhlas mengikuti kemana pun Engkau pergi, Kata Abu Bakar sembari masih menahan rasa sakit. Lalu mengapakah Engkau meneteskan air mata? tanya Rasululah menyelidik. Seekor ular baru saja menggigit saya, wahai putra Abdullah. Ternyata bisanya menjalar begitu cepat, terang Abu Bakar. Lalu Rasulullah SAW menatap Abu Bakar penuh keheranan dan tak seberapa lama bibir manisnya bergerak. Mengapa engkau tidak menghindarinya? Saya khawatir bila gerakan saya membangunkanmu dari tidur lelap, jawab Abu Bakar sendu. Sebenarnya ia kini menyesal karena tidak dapat menahan air matanya, hingga mengenai pipi Rasulullah dan membuatnya terjaga. Sungguh bahagia aku memiliki seorang sahabat sepertimu. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi balasan, sabda Rasuullah SAW yang dengan penuh kasih sayang dan tanpa menunggu waktu, segera meraih pergelangan kaki sahabatnya yang baru saja digigit ular. Dengan mengagungkan nama Allah, Nabi mengusap bekas gigitan ular di Abu Bakar dengan ludahnya. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi terasa. Abu Bakar segera menarik kakinya karena malu, sementara Rasulullah SAW masih memandangnya dengan penuh rasa sayang. Goa Tsur terletak di luar kota Makkah, di sebelah arah menuju Madinah yang berjarak kurang lebih 600 km. (syaifullah amin/mch madinah)
Sabtu, 17 Juli 2010
Hati-hati dengan Pikiranmu
Minggu, 16 Mei 2010, 20:04:20 WIB
Laporan: Dar Edi Yoga
PIKIRAN manusia mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan pikiran bawah sadar memegang peranan yang jauh lebih besar dari pada pikiran sadar.
Pikiran sadar hanya berpengaruh sekitar kurang lebih 12 persen, sementara pengaruh pikiran bawah sadar memegang kendali hidup manusia sekitar 88 persen.
Pikiran manusia ibarat pemancar yang menghasilkan getaran gelombang energi yang dipancarkan ke segala arah. Dan getaran energi ini akan direspon oleh kekuatan energi yang jauh lebih besar yaitu energi alam semesta. Energi alam semesta mengembalikan jauh lebih besar setiap gelombang energi yang kita pancarkan baik kepada kita ataupun kepada orang lain yang memiliki gelombang pikiran yang sama.
Mungkin anda pernah mengalami suatu kejadian, saat sedang melamun atau memikirkan seseorang, tiba-tiba orang yang dilamunkan itu menghubungi anda. Atau ketika menghayal ingin memiliki sesuatu dan hayalan itu yang disimpan di pikiran alam bawah sadar bisa terwujud di kemudian hari tanpa kita sadari. Itulah kekuatan pikiran alam bawah sadar dan pikiran sadar manusia.
Di alam semesta, energi hanya terdiri dari dua macam, yakni energi positif dan energi negatif. Demikian pula dengan pikiran manusia hanya ada pikiran positif dan pikiran negatif yang menghasilkan getaran gelombang energi yang akan mempengaruhi kehidupan manusia.
Sadar atau tidak, setiap pikiran yang kita hasilkan akan sangat berpengaruh dengan terbentuknya getaran gelombang energi yang menyelimuti kita, yang sering disebut dengan aura tubuh. Bila kita sering berpikir negatif maka aura tubuh yang menyelimuti kitapun menjadi negatif pula. Dan bila kita selalu berpikir positif, maka aura tubuh yang menyelimuti kita menjadi positif. Kalau tidak percaya, bisa dibuktikan dengan foto aura.
Contoh pikiran yang membuat gelombang energi menjadi negatif adalah perasaan sedih, kecewa, putus asa, khawatir, ragu-ragu, benci dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, tidaklah heran bila orang yang selalu memelihara pikiran negatif itu maka hidupnya diliputi dengan hal-hal yang negatif juga, apakah halangan dalam bekerja atau halangan dalam usaha untuk mendapatkan rejeki atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti selalu sial.
Orang yang selalu berpikir positif, riang gembira, optimis dan penuh rasa syukur maka hidupnya pun selalu dipenuhi dengan energi positif. Sebab, setiap apa pun yang dikerjakan atau dilakukan akan berbuah menjadi suka cita. Dalam melaksanakan pekerjaan, seberat apapun pekerjaan itu semua menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.
Untuk itu kita harus memelihara pikiran positif. Menyelaraskan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjadi satu kesatuan gelombang energi yang positif. Bila pikiran kita menjadi ragu-ragu cepatlah rubah menjadi pikiran optimis. Bila kita sedih cepatlah merubah kesedihan itu menjadi kegembiraan. Bila ada rasa khawatir maka relakan atau pasrahkanlah semuanya ke dalam kehendak Yang Kuasa, yang menguasai alam semesta, yakni Allah sendiri.
Setiap apa yang kita pikirkan atau dihayalkan dan kita beri perhatian lebih, maka cepat atau lambat alam semesta pun akan meresponsnya jauh lebih besar pula. Sudah saatnya berpikir yang baik, berbicara yang baik dan berprilaku yang baik, agar alam semesta memberi kebaikan dalam kehidupan ini. [dry]
Sumber. www.rakyatmerdeka.co.id
Laporan: Dar Edi Yoga
PIKIRAN manusia mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan pikiran bawah sadar memegang peranan yang jauh lebih besar dari pada pikiran sadar.
Pikiran sadar hanya berpengaruh sekitar kurang lebih 12 persen, sementara pengaruh pikiran bawah sadar memegang kendali hidup manusia sekitar 88 persen.
Pikiran manusia ibarat pemancar yang menghasilkan getaran gelombang energi yang dipancarkan ke segala arah. Dan getaran energi ini akan direspon oleh kekuatan energi yang jauh lebih besar yaitu energi alam semesta. Energi alam semesta mengembalikan jauh lebih besar setiap gelombang energi yang kita pancarkan baik kepada kita ataupun kepada orang lain yang memiliki gelombang pikiran yang sama.
Mungkin anda pernah mengalami suatu kejadian, saat sedang melamun atau memikirkan seseorang, tiba-tiba orang yang dilamunkan itu menghubungi anda. Atau ketika menghayal ingin memiliki sesuatu dan hayalan itu yang disimpan di pikiran alam bawah sadar bisa terwujud di kemudian hari tanpa kita sadari. Itulah kekuatan pikiran alam bawah sadar dan pikiran sadar manusia.
Di alam semesta, energi hanya terdiri dari dua macam, yakni energi positif dan energi negatif. Demikian pula dengan pikiran manusia hanya ada pikiran positif dan pikiran negatif yang menghasilkan getaran gelombang energi yang akan mempengaruhi kehidupan manusia.
Sadar atau tidak, setiap pikiran yang kita hasilkan akan sangat berpengaruh dengan terbentuknya getaran gelombang energi yang menyelimuti kita, yang sering disebut dengan aura tubuh. Bila kita sering berpikir negatif maka aura tubuh yang menyelimuti kitapun menjadi negatif pula. Dan bila kita selalu berpikir positif, maka aura tubuh yang menyelimuti kita menjadi positif. Kalau tidak percaya, bisa dibuktikan dengan foto aura.
Contoh pikiran yang membuat gelombang energi menjadi negatif adalah perasaan sedih, kecewa, putus asa, khawatir, ragu-ragu, benci dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, tidaklah heran bila orang yang selalu memelihara pikiran negatif itu maka hidupnya diliputi dengan hal-hal yang negatif juga, apakah halangan dalam bekerja atau halangan dalam usaha untuk mendapatkan rejeki atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti selalu sial.
Orang yang selalu berpikir positif, riang gembira, optimis dan penuh rasa syukur maka hidupnya pun selalu dipenuhi dengan energi positif. Sebab, setiap apa pun yang dikerjakan atau dilakukan akan berbuah menjadi suka cita. Dalam melaksanakan pekerjaan, seberat apapun pekerjaan itu semua menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.
Untuk itu kita harus memelihara pikiran positif. Menyelaraskan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjadi satu kesatuan gelombang energi yang positif. Bila pikiran kita menjadi ragu-ragu cepatlah rubah menjadi pikiran optimis. Bila kita sedih cepatlah merubah kesedihan itu menjadi kegembiraan. Bila ada rasa khawatir maka relakan atau pasrahkanlah semuanya ke dalam kehendak Yang Kuasa, yang menguasai alam semesta, yakni Allah sendiri.
Setiap apa yang kita pikirkan atau dihayalkan dan kita beri perhatian lebih, maka cepat atau lambat alam semesta pun akan meresponsnya jauh lebih besar pula. Sudah saatnya berpikir yang baik, berbicara yang baik dan berprilaku yang baik, agar alam semesta memberi kebaikan dalam kehidupan ini. [dry]
Sumber. www.rakyatmerdeka.co.id
Memahami Potensi Pikiran Bawah Sadar
Pikiran kita itu seperti bawang yang berlapis-lapis. Secara garis besar manusia punya satu pikiran/kesadaran yang terdiri dari dua bagian, yaitu Pikiran Sadar dan Bawah Sadar. Pikiran Sadar adalah proses mental yang bisa Anda kendalikan dengan sengaja. Pikiran Bawah Sadar adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga Anda tidak menyadarinya dan sulit untuk dikendalikan secara sengaja.
Pikiran Sadar mempunyai empat fungsi utama, yaitu: mengenali informasi yang masuk dari panca indra, membandingkan dengan memori kita, menganalisa, dan kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Sedangkan Pikiran Bawah Sadar berfungsi memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian, intuisi, kreativitas, dan keyakinan.
Setiap manusia normal terlahir dengan petensi Pikiran Sadar dan Bawah Sadar yang sama. Namun, dalam proses tumbuh-kembang seorang manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh potensi yang berkembang sepenuhnya dalam Pikiran Sadar. Umumnya manusia modern tidak banyak menggunakan potensi Bawah Sadarnya karena di sekolah dia hanya diajarkan bagaimana menggunakan Pikiran Sadarnya (logika dan analisa). Padahal kalau kita mau menggunakan potensi Bawah Sadar kita, manusia bisa mengembangkan dirinya ke level yang lebih tinggi. Pikiran Bawah Sadar punya fungsi dan sifat-sifat khusus, diantaranya:
Kemampuan Pikiran Bawah Sadar Terpisah Dari Pikiran Sadar
Pikiran Bawah Sadar bekerja terpisah dari Pikiran Sadar. Pikiran Bawah Sadar dapat mendengar atau melihat hal-hal yang tidak tertangkap oleh Pikiran Sadar. Pikiran Bawah Sadar bisa memikirkan satu hal yang berbeda dengan dipikirkan oleh Pikiran Sadar. Pikiran Bawah Sadar bisa menyukai sesuatu yang mana tidak disukai menurut Pikiran Sadar. Pikiran Bawah Sadar dapat mengendalikan aktivitas fisik tanpa disadari oleh Pikiran Sadar dan dapat mengungkapkan ide atau pikiran yang berada di luar jangkauan persepsi sadar (Extra Perceptions).
Pikiran Bawah Sadar Merupakan Gudang Penyimpanan Memori
Ibarat komputer, Pikiran Sadar adalah RAM (tempat menyimpan memori kerja dan memori sementara), sedangkan Pikiran Bawah Sadar adalah Hard Disk yang tidak terbatas kapasitasnya. Apapun yang pernah Anda alami dalam hidup Anda, secara sadar ataupun tidak, telah tersimpan dengan sangat rapi di Pikiran Bawah Sadar. Secara sadar Anda mungkin bisa lupa (karena kapasitas RAM pastinya terbatas). Namun sebenarnya Anda tidak pernah benar-benar lupa. Ingatan-ingatan yang terlupakan itu bisa diungkap dengan masuk ke Bawah Sadar. Caranya bisa dengan hipnotis atau bertanya dengan Bawah Sadar melalui Pendulum Analysis.
Pikiran Bawah Sadar Sangat Cerdas
Bawah Sadar jauh lebih cerdas, bijaksana, dan cepat daripada Pikiran Sadar. Bawah Sadar dapat menangani 2.300.000 bit informasi dalam suatu saat, sementara Pikiran Sadar hanya mampu menangani 7-9 bit informasi dalam suatu saat. Itu artinya, apa yang tidak ditangkap oleh Pikiran Sadar bisa ditangkap oleh Pikiran Bawah Sadar. Pikiran Bawah Sadar dapat memproses lebih banyak informasi daripada Pikiran Sadar. Bawah Sadar juga memproses informasi tanpa pengaruh rasa bangga, prasangka, atau pengharapan. Dengan kata lain, Pikiran Bawah Sadar adalah suatu potensi intelektual yang berfungsi pada kapasitas puncak. Meskipun Pikiran Bawah Sadar sangat cerdas, tidak berarti ia tidak pernah berbuat salah. Kadang-kadang, Pikiran Bawah Sadar bisa menarik satu kesimpulan yang keliru apabila mendapat "paksaan" dari Pikiran Sadar.
Pikiran Bawah Sadar Sebenarnya Sangat Sadar
Pikiran Bawah Sadar sebenarnya sangat sadar dan responsif terhadap setiap kejadian. Pikiran Bawah Sadar dikatakan tidak sadar dalam pengertian bahwa manusia pada umumnya tidak menyadari keberadaan Pikiran Bawah Sadar. Pikiran Bawah Sadar selalu sadar dan waspada, bahkan ketika Pikiran Sadar sedang tidak aktif, misalnya dalam kondisi hipnosis. Pikiran Bawah Sadar mengetahui atau menyadari segala sesuatu yang ada di Pikiran Sadar, tetapi tidak sebaliknya.
Pikiran Bawah Sadar Memberikan Respons Dengan Jujur
Bias prasangka, penghakiman, pengharapan, pengelompokan persepsi, dan kerangka berpikir konseptual adalah sifat Pikiran Sadar. Pikiran Bawah Sadar terbebas dari pengaruh-pengaruh di atas dan mampu menghasilkan kesadaran realita yang lebih objektif. Persepsi dan pengetahuan Pikiran Bawah Sadar tentang realita bersifat langsung, tidak bias, dan apa adanya. Pikiran Bawah Sadar menyerap dan mengerti realita berdasarkan pengalaman nyata sebagaimana adanya, tanpa harus melewati proses pemberian makna atau penjelasan yang rumit, seperti yang dilakukan Pikiran Sadar. Kemampuan persepsi, pemahaman, dan respons Pikiran Bawah Sadar sama dengan yang ditunjukkan oleh seorang anak kecil yang masih polos, yang belum memiliki prasangka, bias, pengharapan, dan aturan yang kaku seperti orang dewasa. Itulah mengapa, bertanya kepada Pikiran Bawah Sadar adalah sama dengan bertanya kepada orang yang bijak.
Pikiran Bawah Sadar Bisa Berkomunikasi Tanpa Kita Sadari
Ketika Anda sibuk bercakap-cakap dengan seseorang, Pikiran Bawah Sadar Anda juga berkomunikasi secara Bawah Sadar dengan Pikiran Bawah Sadar orang yang Anda ajak ngobrol. Karena persepsi dari Pikiran Bawah Sadar sangat luas dan murni, maka dia bisa menangkap kesan yang lebih detail daripada kesan yang Anda tangkap secara sadar. Pikiran Bawah Sadar Anda bisa membaca isi pikiran orang lain sehingga dia tahu kepribadian, perasaan, kejujuran dan niat buruk dari orang lain yang pernah Anda temui.
Pikiran Bawah Sadar Menggunakan Bahasa Simbol (Berupa Perasaan dan Mimpi)
Sebenarnya, Pikiran Bawah Sadar selalu berkomunikasi dengan Pikiran Sadar untuk memberikan peringatan ataupun saran-saran ketika Anda dihadapkan dalam suatu persoalan. Sayangnya, secara alami Pikiran Bawah Sadar hanya bisa memunculkan perasaan dan mengungkapkan simbol-simbol dalam mimpi untuk berkomunikasi dengan Pikiran Sadar. Sedangkan kita, manusia modern, tidak pernah dilatih untuk mengenali simbol komunikasi dari Bawah Sadar kita. Padahal, kalau kita mau mendengarkan dan mengikuti saran-saran dari Bawah Sadar kita, kemungkinan besar hidup kita akan lebih baik.
Demikianlah berbagai hal istimewa berkaitan dengan Pikiran Bawah Sadar. Sekarang saatnya Anda menggunakan potensi Pikiran Bawah Sadar untuk meraih kesuksesan dan hidup lebih bahagia. Anda bisa mulai dari Pendulum Analysis, sebuah metode ilmiah untuk mengeksplorasi Pikiran Bawah Sadar Anda.
Rabu, 14 Juli 2010
Khutbah Jum'at Hari Ini
Hakikat Ibadah
Alhamdulillah, hari ini kita sudah memasuki pertengahan bulan Sya’ban, atau biasa kita kenal dengan nisfu Sya’ban. Kita tidak henti-hentinya berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, Allaahumma baarik lana fii rojaba wa sya’baa-na wa ballighnaa romadhon. “Ya Allah, berikanlah kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban, dan perkenankanlah kami untuk dapat ber-jumpa dengan bulan Ramadhan.” Semoga Allah ijabah doa kita. Amin.
Saat ini adalah moment terbaik bagi kita untuk melupakan sejenak uru-san duniawi kita dengan duduk simpuh penuh hikmah di tempat yang mulia ini, bertafakkur (merenung dan berfikir akan kekuasaan Allah) dan bertadzakkur (berdzikir, mengingat Allah), dengan harapan selesai melaksanakan ibadah jum’at ini, bertambahlah ketakwaan kita kepada Allah, kesolehan kita kepada sesama kita, dan kita terus belajar untuk menjadi seorang Muslim yang mulia yang dapat menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhluk. Seorang Muslim yang menjadi Rohmatan lil ‘Aalamin. Itulah cerminan pribadi Rasul saw.
Manusia yang mulia adalah bukan siapa yang berbicara ataupun yang mendengar, bukan siapa yang tua ataupun yang muda, bukan siapa yang pandai ataupun bodoh, bukan siapa yang menjadi pejabat ataupun rakyat, namun manusia yang paling mulia di antara kita adalah siapa yang paling tekun, dalam rangka mendekatkan dirinya kepada Allah swt dan yang paling baik hubungannya dengan sesama manusia. Firman Allah swt: “Inna akromakum indallaahhi atqookum.” “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.”
Kata takwa sering kita dengar dari mimbar-mimbar Jum’at yang disam-paikan oleh para khotib, namun kata tersebut akan menjadi biasa saja dan tidak mempunyai pengaruh ke dalam batin kita, jika kita tidak mengerti makna yang sesungguhnya.
Betapapun pentingnya suatu perkara, walaupun sering diucapkan, kalau kita tidak mengerti makna yang sesungguhnya, maka itu akan menjadi biasa saja dan tidak punya pengaruh ke dalam batin kita. Seperti puncak zikir, kalimah tahlil yang sering kita ucapkan dan sering kita dengarkan, tapi kalau kita tidak mengerti makna yang sesungguhnya, maka itu akan menjadi biasa saja dan tidak punya pengaruh ke dalam batin kita.
Begitupula ibadah yang kita lakukan, kalau kita belum mengerti makna dan tujuan ibadah yang sesungguhnya, maka itu akan menjadi biasa saja dan tidak berpengaruh ke dalam batin kita dan ke dalam tingkah laku kita sehari-hari.
Sesungguhnya ibadah yang kita lakukan, baik wajib maupun sunah, mahdhoh atau ghoiru mahdhoh, ibadah harian, mingguan, ataupun tahunan, tujuannya adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Ciri-ciri pribadi bertakwa adalah pribadi yang soleh, santun, berakhlak mulia, baik secara individual maupun sosial, sebagaimana soleh dan santunnya pribadi Rasulullah saw.
Ibadah tidak cukup hanya sekedar hablum minallah, berhubungan dengan Allah, baik melalui dzikir, puasa, shalat, zakat, dan haji, ibadah menjadi sempurna jika dibarengi dengan hablum minan naas, hubungan dengan manusia berdasarkan akhlak mulia.
Yang perlu kita ketahui adalah bahwa orang yang rajin ibadah, maka ia akan masuk surga, tapi tidak dapat bertemu dengan Sang Pemilik surga. Akan tetapi, orang yang rajin ibadah dibarengi dengan berakhlak mulia, santun, baik terhadap sesama makhluk, bukan hanya masuk surga, ia pun akan ditemui oleh Sang Pemilik surga, yaitu Allah swt. Hanya beribadah saja, tanpa diiringi dengan akhlak mulia, ibarat sayur tanpa garam, hambar dan tidak nikmat.
Ibnu Athoillah as-Sakandari mengatakan bahwa orang yang rajin ibadah, namun tidak dapat menjaga perbuatannya dari menyakiti dan merugikan orang lain. Kata-katanya selalu menyakitkan orang lain, menggunjing, memfitnah, keberadaannya tidak membawa manfaat, malah justru meru-gikan orang lain, diibaratkan seperti orang yang memakai pakaian yang indah sekali, namun di balik keindahan pakaian tersebut, terdapat penya-kit kulit yang menjijikkan. Hanya indah dari luar, namun dalamnya penuh dengan penyakit ruhani.
Target ibadah adalah akhlak mulia. Satu contoh, ibadah sholat. Di dalam al-Qur'an Surat al-An-kabut (29): 45 dengan tegas dan jelas, Allah swt berfirman:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Allah swt sudah menjamin bahwa shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Permasalahannya, kenapa banyak orang shalat, tetapi tetap melakukan perbuatan keji dan mungkar. Banyak orang shalat, korupsi, maksiat, zholim, marah-marah, bohong, manipulasi, dan per-kelahian jalan terus, mengapa ini terjadi? Mari sama-sama kita simak jawabannya.
Rasulullah saw bersabda, ”Sholluu kamaa roaitumuuni usholli. Shalatlah kalian sebagaimana aku shalat.”
Dalam shalat, kita diperintahkan untuk meniru cara shalat Rasul. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa mutaba’ah (mengikuti, mencontoh, meniru) syaratnya ada dua, yaitu mengikuti Rasul saw secara zhohiron wa batinan (lahir dan batin).
Seringkali kita merasa cukup ketika mengikuti Rasul zhahirnya saja, baik dalam ibadah, maupun penampilan. Dalam shalat, mungkin takbir kita sama dengan takbir rasul, mungkin sujud, ruku' mirip dengan Rasul, tapi apakah batin kita sama dengan batin Rasul ketika shalat? Apakah ketika shalat kita bisa khusyu sebagaimana Rasul shalat?
Ketika kita takbir, Allaahu Akbar, yang terbesar hanyalah Allah, tapi pikiran kita menyatakan kekayaanlah yang terbesar, hartalah yang terbesar, jabatanlah yang terbesar, berarti ada ketidakkompakan antara mulut dengan pikiran kita. Inilah shalatnya orang-orang yang tidak menyadari arti shalat yang dilakukannya, shalatnya orang-orang yang ngelindur, sehingga shalat yang dikerjakan tidak dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Padahal Allah swt hanya menerima shalatnya orang-orang yang sadar.
Kata Ibnu Athoillah as-Sakandari, bila kita sudah bisa ikut Rasul secara zhohir, tapi belum bisa ikut secara bathin, belum bisa shalat dengan khusyu', belum bisa merasakan nikmatnya shalat, kita harus berani mengakui bahwa jiwa kita ini sedang sakit, sehingga shalat yang kita lakukan hanya sekedar shurotus sholah bila haqiqoh. Gambar shalat saja, tapi tidak punya ruh.
Sebagaimana api, kalau hanya gambarnya saja, walaupun warnanya sama, goyangannya sama, bentuknya sama, tapi kalau cuma gambar, maka dia tidak akan mampu untuk membakar apapun. Begitu juga shalat, kalau hanya bentuknya saja, luarnya saja, hanya sekedar gerakannya saja, maka tidak akan merubah apapun di dalam diri kita.
Bagi orang sakit, betapapun manisnya rasa gula, maka rasanya akan menjadi pahit. Begitu juga shalat. Senikmat-nikmatnya shalat, kalau ruhani kita sedang sakit, maka itu tidak akan punya pengaruh ke dalam kehidupan kita.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa obatnya yang paling mujarab adalah dzikrullah, waladzikrullaahi akbar. Terutama puncaknya dzikir, kalimah laa ilaaha illallah, yang kita tancapkan kuat-kuat ke dalam dada kita. Tiada Tuhan selain Allah. Maka perlahan tapi pasti, penyakit ruhani kita akan sembuh. Setelah itu, kerjakanlah shalat, pasti rasanya akan jauh berbeda dengan shalat yang sebelumnya.
فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ... (103)
Kemudian apabila kamu telah merasa tenang, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa)... Annisa (4): 103.
Barulah terasa betapa nikmatnya shalat itu. Shalat seperti inilah yang mempunyai pengaruh ke dalam prilaku kita, sehingga shalat yang kita kerjakan mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Dengan zikir, penyakit ruhanipun akan sembuh, akidah kita akan semakin mantap. Kemantapan akidah akan menimbulkan kenikmatan ibadah, kenikmatan ibadah akan membentuk akhlak karimah. Akhlak karimah membuat hidup menjadi berkah dunia akhirat.
Oleh karena itu, mari sama-sama kita terus perbaiki kualitas ibadah kita, terlebih lagi persiapan ibadah di bulan Ramadhan, sehingga ibadah yang kita lakukan tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban semata, tapi mempunyai pengaruh positif ke dalam batin kita, ke dalam prilaku kita sehari-hari.
Semoga Allah sembuhkan penyakit ruhani kita.
Yang pemarah berubah menjadi penyabar.
Yang keras kepala berubah menjadi lapang dada.
Yang masih sombong berubah menjadi tawadhu.
Yang masih kikir berubah menjadi dermawan.
Yang teroris menjadi penyayang dan romantis
Yang malas ibadah menjadi ahli ibadah
Yang korupsi segera bertaubat.
Dan yang masih suka maksiat segera kembali taat pada aturan Allah swt. Amin.
Kamis, 08 Juli 2010
MERAIH SUKSES TIDAK MENGENAL USIA
Oleh: Cahyadi Takariawan
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"
(QS Alam Nasyrah: 7-8)
Berapa usia anda sekarang? Bisa saya pastikan belum ada yang mencapai delapan puluh tahun saat membaca tulisan saya ini. Apakah anda telah menjadi orang yang sukses pada usia anda sekarang? Jika anda merasa belum sukses, jangan khawatir dan jangan pernah berputus asa. Ternyata sukses bukan masalah usia. Dia bisa datang pada usia muda atau usia tua.
Toyo Shibata jelas tidak lagi muda. Pada usianya yang hampir 100 tahun, perempuan Jepang itu memunculkan buku kumpulan puisi, dan baru pertama kali itu pula ia menerbitkan buku. Tidak dinyana, buku berjudul Don't Be Frustated tersebut lads manis. Sampai dengan Desember 2010 kemarin, telah menembus angka penjualan 1.500.000 eksemplar. Sangat fantastis. Sementara di Jepang, buku puisi disebut sukses jika sudah mencapai 10.000 eksemplar.
Buku perdana Toyo Shibata berhasil masuk The 10 Best Seller 2010 versi Touhan, penerbit buku terbesar di Jepang. Uniknya, ia baru mulai menulis saat berusia 92 tahun. Luar biasa, benar-benar nenek yang produktif. Usia tidak menghalanginya berkarya dan bekerja, meraih sukses. Padahal kita lihat banyak orang tua di sekitar kita yang sudah tidak berpikir lagi untuk menghasilkan karya besar. Bahkan banyak juga anak muda yang tidak memiliki keinginan kuat untuk sukses dan memiliki karya monumental.
Toyo Shibata menjadi contoh bahwat kesuksesan bisa diraih pada usia berapapun. la menjadi ikon bahwa menulis bisak dilakukan kapan saja, pada usia berapa saja. la membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk berkarya dan berprestasi gemilang. Benar-benar pesan yang kuat, bahwa tidak ada terlambat untuk meraih sukses dan terkenal. Kita semua belum pernah mendengar nama Toyo Shibata sebelum ini. Justru kita mengenal namanya saat ia berusia 991 tahun dan bersiap menyambut usia genap 100 tahun.
Kita juga ingat musisi fenomenal Urip !Ariyanto yang lebih terkenal dengan nama Mbah Surip. Lagu Tak Gendong melejitkan namanya, dan sempat menjadi berita yang menghangatkan dunia hiburan Indonesia, la lahir tahun 1949, setelah mengalami berbagai jenis pekerjaan, tahun 1979 mulai hijrah ke Jakarta. Mbah Surip sebenarnya sudah banyak melahirkan album, seperti "Ijo Royo-royo" (1997), "Indonesia" (1998), "Reformasi" (1998), "Tak Gendong" (2003) dan "Barang Baru" (2004). Album ini bukan dirilis perusahaan musik, tapi direkam dan diedarkan sendiri. Distribusinya bukan dari Disc Tara atau toko musik terkenal lain, tapi melalui warung dan toilet umum di seputar Blok M dan Ancol. Baru pada April 2009, perusahaan rekaman Falcon memilih 10 lagu Mbah Surip, termasuk "Tak Gendong" dan "Bangun Tidur", lalu melemparnya ke pasar, dan ternyata langsung meledak. Usianya sudah 60 tahun saat menjadi populer dan sukses. la menjadi selebritis mendadak, diundang di berbagai kegiatan dan forum. Diwawancara berbagai stasiun televisi, radio, majalah dan koran. Lagunya dinyanyikan sejak anak kecil sampai orang tua: Ucapan "I Love You Full" men¬jadi bahasa gaul yang ditirukan banyak kalangan.
I Walaupun hanya sebentar menikmati masa sukses, namun ada pesan yang kuat tertangkap oleh kita, bahwa sukses tidak mengenal usia. Mbah Surip sudah tua saat terkenal. la tidak terkenal saat , berusia 20 atau 30 tahun. Lagu Tak J Gendong yang sudah dirilis pada tahun ' 2003, baru meledak setelah dirilis ulang pada tahun 2009. Konon, ia berhak mendapatkan royalti 4,5 Milyar Rupiah dari album Tak Gendong yang dirilis tahun 2009. Jelas uang yang tak pernah dibayangkan Mbah Surip sepanjang hidupnya. Ternyata sukses tidak mengenal usia.
Kita juga mengenal Kolonel Harland Sanders, pendiri Kentucky Fried Chicken. Sanders lahir di tahun 1890. la telah melakukan banyak pekerjaan sebelum menjadi sukses dengan KFC-nya. Pernah menjadi tukang parkir pada usia 15 tahun di New Albany, kemudian pada usia 16 tahun menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan di Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, pegawai asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel. Sanders sempat belajar ilmu hukum melalui korespondensi dan mempraktikkannya dalam dunia pengadilan. Pada usia 40 tahun Kolonel mulai memasak untuk orang yang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin.
Percaya diri dengan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. la pergi jauh menyeberangi Negara bagian dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual. Inilah kegigihan Kolonel Sanders. Dia memulai suksesnya di usia 66 tahun, saat tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya sebagai pensiunan tentara.
Dia memiliki keahlian dalam memasak, dia tawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Akhirnya restoran yang ke-1008 menerima resepnya tersebut, dan kini Kentucky Fried Chicken telah tersebar di lebih dari 80 negara di dunia. Ya, tak ada kata terlambat untuk menjadi sukses dan terkenal. Di usia 66 tahun memulai usaha besar, dan ternyata Sanders mendapat¬kan tempat di dunia makanan. KFC men¬jadi cita rasa makanan orang di berbagai negara.
Bagi manusia yang religius, sukses adalah sebuah keinginan dan cita-cita terbesar dalam kehidupan. Kita ingin mendapatkan sukses di dunia dan sukses di akhirat. Kita ingin bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Jika hanya mengejar sukses dunia saja, kita akan merugi kelak di akhirat. Contoh-contoh yang saya tulis di atas tentu saja adalah sukses menurut ukuran dunia. Bagaimana orang-orang melakukan aktivitas kehidupan yang bisa membuatnya menjadi sukses dalam kehidupan. Bahkan pada usia yang sudah tua sekalipun, sukses bisa diraih.
Kita tidak memisahkan jalan antara sukses dunia dengan sukses akhirat, karena itu berada di jalan yang harus sama, agar tidak perlu menempuh dua jalan yang berbeda untuk bisa sukses pada keduanya. Allah telah memerintahkan manusia agar selalu bekerja keras, bekerja serius, dengan mengoptimalkan segenap potensi dan waktu yang dimiliki: "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (Alam Nasyrah: 7 -8).
Allah menghendaki agar semua waktu kita produktif, tidak ada yang tersia-siakan. Bersambung antara satu kegiatan dengan kegiatan berikutnya, antara satu usaha dengan usaha berikutnya. Jangan membiarkan diri manja dan cengeng dengan meratapi kondisi yang tidak sesuai harapan, sampai menghabiskan waktu hanya untuk menangisi nasib yang belum berpihak kepada dirinya. Tidak mengenal usia, semua waktu harus bermanfaat dan teroptimalkan untuk membuat karya. Namun di semua usaha kita, ujungnya adalah harapan besar kepada Tuhan.
Inilah jalan sukses itu. Kesungguhan, kegigihan, dan keseriusan dalam perjuangan untuk melakukan aktivitas terbaik pada setiap waktu yang kita lewati. Tidak mudah mengeluh, tidak mudah kecewa, tidak berputus asa dari kebaikan. Jika di masa muda belum merasa menemukan kesuksesan, bukan alasan untuk menutup lembar kehidupan dengan mengatakan "Sudah selesai sejarahku. Tidak mungkin aku menjadi orang sukses". Ini pikiran dan jiwa pesimis yang harus dibuang.
Selama kita masih diberi waktu, semua peluang dan kesempatan sukses selalu terbuka. Tinggal kita mengolah potensi dan mengambil kesempatan yang terbuka tersebut untuk meraih sukses. Kewajiban manusia hanyalah berusaha, melakukan yang terbaik, sembari terus berdoa. Allah yang akan memberikan kesuksesan bagi kita. Jangan pernah menyerah untuk mendapatkan sukses. Sesaat sebelum meninggalnya pun, seseorang bisa meraih sukses.
Kamis, 01 Juli 2010
Tips Etika Jamaah Haji ketika di Pondokan
Tips kali ini adalah usulan dari salah satu pengunjung website kami (sdri. Ipe) yang mengusulkan tips tentang etika sesama jamaah haji ketika di pondokan. kami sangat berterima kasih atas usulan ini mengingat banyaknya persoalan yang muncul antara sesama jamaah haji berkaitan dengan interaksi sosial mereka ketika di pondokan.
Ketika di Tanah Suci jamaah haji akan ditempatkan di pondokan/hotel yang sudah ditentukan oleh pemerintah RI dalam hal ini Kementrian Agama. Seluruh jamaah haji indonesia akan dibagi dalam Kloter-Kloter (Kelompok Terbang) yang akan diberangkatkan melalui embarkasi penerbangan. Ada 11 Embarkasi di seluruh Indonesia yaitu: Embarkasi Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makasar.
Penempatan jamaah haji di pondokan/ hotel selama di Tanah Suci berdasarkan hasil Qur'ah kloter (undian). Karena itu jika ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang menjanjikan jika ikut bergabung dengan KBIH nya akan mendapatkan pondokan yang dekat dengan Masjidil Haram adalah hal yang patut ditertawakan alias kebohongan belaka?!
Jamaah haji selama di Tanah Suci akan menempati Pondokan/ Hotel yang memiliki jumlah kamar yang beragam. Khusus di Madinah sebagian besar jamaah haji akan ditempatkan di hotel yang memiliki kapasitas hunian kamar yang jumlahnya ratusan karena hotelnya kategori hotel bintang 5(bisa menampung lebih dari 5000-6000 jamaah haji dalam satu hotel?). Hotel-hotel ini berjarak kurang dari 500 m dari Masjid Nabawi (daerah Markaziah). Tetapi ada juga jamaah haji yang ditempatkan sekitar 1 km dari Masjid Nabawi (non Markaziah). Kondisi pondokan di daerah non Markaziah ini kurang begitu baik dibandingkan dengan hotel di Markaziah, sebab bukan hotel bintang 5 tetapi hotel kecil dengan kapasitas kamar yang tidak terlalu banyak.
Sedangkan di pondokan di Makkah lebih beragam lagi sebab radius pondokan ini, jarak terdekat dari Masjidil Haram sekitar 1,5 - 2,5 km sedangkan jarak terjauhnya sekitar 4-5 km dari Masjidil Haram. Kategori pondokan/ hotel di Makkah adalah hotel menengah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar (1000-1500 orang), bahkan pondokan ini lebih dikenal dengan rumah-rumah penduduk Makkah yang disewakan untuk pondokan.
Di Pondokan ini jamaah haji akan menempati kamar-kamar yang satu sama lainnya saling berdekatan. Kapasitas kamar-kamar ini beragam, ada yang berisi 3, 4, 5, 6 orang dalam satu kamar, bahkan dalam satu kamar bisa berisi 7-8 orang?? Kapaitas kamar dengan isi 3 atau 4 orang sedikit sekali, yang lebih banyak adalah kamar yang berisi 5-6 orang. Tidak semua kamar-kamar tersebut memiliki kamar mandi sendiri-sendiri. Bahkan kami pernah menempati pondokan dimana dalam tiga kamar terdapat hanya satu kamar mandi ( 1 kamar mandi dipakai untuk 14 orang??).
Dari gambaran tersebut di atas mungkin Anda bisa bayangkan persoalan-persoalan yang akan muncul sesama jamaah haji. Mau Tahu?
Dalam satu kamar berisi 5-6 orang, yang memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak pernah kenal sebelumnya dan tidur dalam satu kamar dimana memiliki kemauan yang berbeda-beda pula, ya kan? Ada yang tua, ada yang masih muda. Ada jamaah haji yang suka AC dihidupkan, ada pula yang tidak suka AC?!
Ada jamaah haji yang suka mendengkur saat tidur, ada juga yang tidak bisa tidur jika ada yang mendangkur?! Ada yang suka dengan lampu dipadamkan, ada pula yang suka lampu terang saat tidur?! Bahkan ada yang suka buang angin (kentut) sesukanya sendiri lho?! Ada yang mandi kelamaan (bisa 30 menit sendiri), yang lain jadi tidak bisa ke kamar mandi, iya kalau hanya ingin wudlu saja, kalau pas lagi sakit perut dan mules-mules, kan berabe?! Dan masih banyak lagi persoalan-persoalan yang akan terjadi antara sesama jamaah haji. Gak percaya? buktikan aja nanti jika Anda berangkat haji?
Nah.., oleh karena itu diperlukan adanya etika bersama antara sesama jamaah haji ketika di pondokan ini. Etika bersama ini perlu dibicarakan secara bersama-sama dan menjadi kesepakatan bersama yang harus dipatuhi jika tidak ingin persoalan-persoalan tersebut pecah menjadi konflik antara sesama teman-teman sekamar. Bagaimana caranya? jamaah haji kan bukan anak kecil lagi jadi tidak perlu didekte lagi iya kan? Saran kami selalu bermusyawarahlah jika terjadi konflik sesama jamaah haji dan bersabarlah dan jangan mau menangnya sendiri karena kita sedang menjadi Tamu-Tamu Allah SWT.
Ada beberapa solusi yang bisa kami tawarkan guna mencegah konflik sesama jamaah haji dalam satu kamar antara:
- Untuk masalah AC kamar, buatlah kondisi kamar yang nyaman, jika kamar terasa panas hidupkanlah AC tetapi jika terasa suhu kamar sudah dingin matikanlah AC tersebut. Jadi dengan cara ini yang suka AC dan yang tidak suka AC sama-sama terakomodasi.
- Untuk bapak-bapak yang suka merokok, sarankan mereka untuk tidak merokok di dalam kamar jika perlu mintalah ke ketua Rombongan agar bapak-bapak yang suka merokok (ahli hisab he..he..he..) dikumpulkan dalam satu kamar saja sehingga jika merokok tidak mengganggu yang lain.
- Untuk masalah kamar mandi, buatlah kesepakatan agar kalau mandi tidak boleh berlama-lama, khususnya ibu-ibu jika mandi jangan boleh sambil mencuci baju jadi lama deh di kamar mandi. Di pondokan tidak ada tempat khusus untuk mencuci baju sehingga kamar mandi tersebut ya dipakai untuk mencuci baju juga. buatlah kesepakatan agar jika mencuci baju tidak pada waktu dimana semua orang lagi butuh ke kamar mandi biasanya saat pagi hari. Jika mau mencuci baju siang hari saja saat dimana kamar mandi lagi kosong.
Saran kami agar Anda nyaman selama menunaikan ibadah haji dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri: "Sibukan Hati Kita dengan berdzikir".
Rasullullah SAW pernah bersabda "di dalam diri manusia terdapat segumpal daging jika baik maka baiklah orang tersebut tetapi jika segumpal daging tersebut buruk maka buruklah orang tersebut" lalu ditanya oleh seorang sahabat "Apa segumpal daging itu ya Rasulullah?" " Segumpal daging tersebut adalah Hati"
Maka dari itu kemana pun Anda pergi, bagaimana pun sesibuk Anda, Sibukkan lah hati kita dengan berdzikir? Ini pekerjaan yang mudah dan tidak perlu modal satu sen pun tetapi sulit dilaksanakan?! Jika hati kita sibuk dengan berdzikir maka Anda tidak akan sempat untuk mengeluh, bergunjing atau berbuat hal yang tidak bermanfaat. Apalagi ketika kita sedang berihram, kita tidak boleh berkata kotor (rafats), Jidal (berbantahan) dan Fusuk (melanggar perintah agama), maka dari itu sibukkanlah hati kita dengan berdzikir. Insya Allah Anda tidak akan melanggar larangan ihram tersebut! Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber: http://www.kbiharofahmalang.com
Sumber: http://www.kbiharofahmalang.com
Selasa, 29 Juni 2010
MUI Perlu Berinisiatif Buat Fatwa Status Mina Jadid
Jakarta(MCH)-- Direktur Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Sistem Informasi Haji Abdul Gafur Jawahir mengimbau agar Majelis Ulama (MUI) berinisiatif membuat fatwa tentang perluasan wilayah Mina.
Wilayah yang disebut Mina Jadid, sebagai tempat mabit (bermalam) dalam rangkaian ritual ibadah haji, hingga kini masih menimbulkan keraguan atau keresahan bagi jemaah haji Indonesia setiap tahun sehingga diperlukan adanya fatwa dari MUI.
Para ulama Arab Saudi telah mengeluarkan fatwa perluasan Mina beberapa tahun silam, namun hal itu masih menimbulkan keraguan karena itu perlu ada fatwa dari MUI, ungkan Gafur di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya dalam Raker Menag dengan DPR, belum lama ini terungkap bahwa diperlukan adanya fatwa tentang status Mina Jadid. Perkemahan jemaah haji Indonesia di Mina, seperti tahun sebelumnya, sebagian besar berlokasi di Haratul Lisan dan ada juga yang berlokasi di Mina Jadid, kata Menag, M. Maftuh Basyuni.
Tentang penempatan perkemahan di Mina Jadid, menurut Menteri Agama, M. Maftuh Basyuni, masih menimbulkan perbedaan pendapat tentang sah tidaknya mabit (bermalam)di Mina, karena lokasinya masih masuk wilayah Musdalifah.
Untuk menghindari keraguan tersebut, menteri memandang perlu adanya fatwa dari Mejelis Ulama Indonesia (MUI) tentang status Mina Jadid sebagai bagian dari Mina.
Di sisi lain, jumlah perkemahan yang disediakan pemrintah Arab Saudi di Mina Jadid tak mengalami penambahan, sementara jemaah haji yang ditempatkan di lokasi tersebut bertambah sesuai dengan penambahan kuota.
Sementara itu, KH Ma`ruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI mengaku hingga kini belum menerima permohonan fatwa tentang status Mina Jadid dari pemerintah.
Amin mengakui fatwa ulama Arab Saudi tentang perluasan Mina sebagai tempat mabit masih perlu didalami karena menyangkut sah tidaknya dalam menjalankan ritual haji di tanah suci. "Landasan hukum ulama Saudi Arabia perlu kita dalami," kata Ma`ruf Amin.
Menurut Gafur, MUI tak perlu menunggu permohonan pemerintah untuk membuat fatwa tentang status Mina Jadid. Pasalnya, karena hal itu sudah menyangkut kenyamanan umat dalam menjalankan ibadah haji.
Kendati begitu, menurut Gafur, karena hal ini sudah diangkat dalam rapat kerja antara Menteri Agama dan DPR, pihaknya akan menyurati MUI agar segera membuat fatwa tentang status Mina Jadid.
Ma`ruf Amin juga mengaku pihaknya memang merasa perlu mengeluarkan fatwa tentang Mina Jadid itu agar setiap tahun tak menimbulkan keraguan bagi para jemaah haji dari tanah air. "Kita siap membantu, karena itu memang penting," katanya ketika dihubungi melalui telepon. (es/ts) sumber: www.umrahhajiplus.com
Wilayah yang disebut Mina Jadid, sebagai tempat mabit (bermalam) dalam rangkaian ritual ibadah haji, hingga kini masih menimbulkan keraguan atau keresahan bagi jemaah haji Indonesia setiap tahun sehingga diperlukan adanya fatwa dari MUI.
Para ulama Arab Saudi telah mengeluarkan fatwa perluasan Mina beberapa tahun silam, namun hal itu masih menimbulkan keraguan karena itu perlu ada fatwa dari MUI, ungkan Gafur di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya dalam Raker Menag dengan DPR, belum lama ini terungkap bahwa diperlukan adanya fatwa tentang status Mina Jadid. Perkemahan jemaah haji Indonesia di Mina, seperti tahun sebelumnya, sebagian besar berlokasi di Haratul Lisan dan ada juga yang berlokasi di Mina Jadid, kata Menag, M. Maftuh Basyuni.
Tentang penempatan perkemahan di Mina Jadid, menurut Menteri Agama, M. Maftuh Basyuni, masih menimbulkan perbedaan pendapat tentang sah tidaknya mabit (bermalam)di Mina, karena lokasinya masih masuk wilayah Musdalifah.
Untuk menghindari keraguan tersebut, menteri memandang perlu adanya fatwa dari Mejelis Ulama Indonesia (MUI) tentang status Mina Jadid sebagai bagian dari Mina.
Di sisi lain, jumlah perkemahan yang disediakan pemrintah Arab Saudi di Mina Jadid tak mengalami penambahan, sementara jemaah haji yang ditempatkan di lokasi tersebut bertambah sesuai dengan penambahan kuota.
Sementara itu, KH Ma`ruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI mengaku hingga kini belum menerima permohonan fatwa tentang status Mina Jadid dari pemerintah.
Amin mengakui fatwa ulama Arab Saudi tentang perluasan Mina sebagai tempat mabit masih perlu didalami karena menyangkut sah tidaknya dalam menjalankan ritual haji di tanah suci. "Landasan hukum ulama Saudi Arabia perlu kita dalami," kata Ma`ruf Amin.
Menurut Gafur, MUI tak perlu menunggu permohonan pemerintah untuk membuat fatwa tentang status Mina Jadid. Pasalnya, karena hal itu sudah menyangkut kenyamanan umat dalam menjalankan ibadah haji.
Kendati begitu, menurut Gafur, karena hal ini sudah diangkat dalam rapat kerja antara Menteri Agama dan DPR, pihaknya akan menyurati MUI agar segera membuat fatwa tentang status Mina Jadid.
Ma`ruf Amin juga mengaku pihaknya memang merasa perlu mengeluarkan fatwa tentang Mina Jadid itu agar setiap tahun tak menimbulkan keraguan bagi para jemaah haji dari tanah air. "Kita siap membantu, karena itu memang penting," katanya ketika dihubungi melalui telepon. (es/ts) sumber: www.umrahhajiplus.com
Langganan:
Postingan (Atom)