Selamat Datang di KBIH al-Furqon Alamat: Jl. Jasa Warga Kp. Sugutamu RT. 07/021 No. 36 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Depok 16418 (belakang Gema Insani Press). Telp. 021-77827107. HP. 0812 8158 187 (Ketua KBIH: H. Sainan), 0812 889 3373, Email: kbih.alfurqon36@gmail.com. Blog: www.kbih-alfurqon36.blogspot.com.

Jumat, 19 Agustus 2011

Meraih Haji Mabrur Bersama KBIH Al-Furqon

KBIH al-Furqon adalah salah satu dari 20 KBIH di Kota Depok yang terdaftar resmi berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji No. D/377 tahun 2002 Jo. No. D/348/Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

KBIH al-Furqon berdiri sejak tahun 2004 dan sudah sukses melakukan pemberangkatan jamaah haji sebanyak 7 kali dan akan melaksanakan pemberangkatan yang ke delapan kalinya pada tahun 2011 medio bulan September ini.

Calon jamaah haji KBIH al-Furqon diberikan pembekalan teori dan praktik manasik haji yang memadai, didukung oleh para nara sumber yang profesional dibidangnya dan pembimbing haji yang sudah berpengalaman, baik di tanah air maupun selama di tanah suci.

KBIH al-Furqon mempunyai tujuan ibtighoa mardhotillah, sesuai dengan kalimat yang tertera di logo, yaitu menggapai ridho Allah dengan haji mabrur melalui KBIH al-Furqon.

Ruang Lingkup Tugas KBIH al-Furqon
  1. Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan manasik haji di tanah air dengan pelayanan pembinaan manasik berupa materi dan praktek.
  2. Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan manasik di tanah suci, yaitu pelaksanaan umrah, thawaf, sa’i, tiga jamrah, mabit, wuquf dan pembayaran dam serta ziarah ke tempat-tempat bersejarah.
  3. Melayani persiapan akomodasi dan transportasi selama pemberangkatan, ibadah di tanah suci, sampai perjalanan pulang ke tanah air.

Rabu, 03 Agustus 2011

Petuah Imam Syafi'i

  • Empat perkara menguatkan badan
1. makan daging
2. memakai haruman
3. kerap mandi
4. berpakaian dari kapas ... read more...

Kisah Nyata

Kisah Pendeta Senior di Afrika Selatan Yang Masuk Islam: Bermimpi Bertemu Rasululah SAW


“Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku… sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar…”  read more...

Kisah Nyata

Kisah pendeta senior di Afrika Selatan Yang Masuk Islam : bermimpi bertemu Rasululah SAW

“Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku… sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar…”  Read more...

Selasa, 02 Agustus 2011

Laporan Haji: Salam Paham


Djoko Tjiptono - detikcom
Makkah - Banyaknya warga Indonesia yang menunaikan ibadah haji setiap tahunnya, membuat warga Arab Saudi sangat akrab dengan Indonesia. Tidak sedikit dari mereka yang bisa berbahasa Indonesia, meski terbata-bata dan lucu kedengarannya.
Di Makkah misalnya, tidak sedikit warga lokal kota ini mengenal baik berbagai hal mengenai Indonesia. Khususnya mereka yang berprofesi sebagai pedagang atau sopir taksi. Mereka akan memasang muka ramah setiap kali melihat rombongan jamaah haji dari Indonesia.
“Apa kabar? Indonesia baguuuus. Indonesia SBY, Amien Rais,” begitulah kata mereka setiap kali tahu bahwa jamaah haji dari Indonesia sambil mengulurkan tangan. Mungkin maksud mereka adalah Indonesia negeri yang indah atau orang Indonesia sangat baik. Entahlah.
Namun terkadang, keterbatasan pemahaman bahasa Indonesia ini menimbulkan berbagai kejadian lucu. Seperti kejadian yang dialami seorang teman wartawan dari sebuah radio. Teman tersebut mendatangi sebuah toko Al Quran. Dia berniat membeli satu buah Al Quran untuk diwakafkan di Masjidil Haram.
Setelah mendapatkan Al Quran yang tepat dengan seleranya, teman tersebut menanyakan harga kitab suci itu. Sang pedagang dengan ramah menjawab 40 Reyal. Merasa terlalu mahal, teman tersebut menawar dan menyebutkan kata 30.
Si penjual mengangguk. Karena menganggap sang pedagang setuju dengan tawarannya, teman tersebut langsung merogoh saku dan kemudian menyodorkan uang 30 Riyal. Tapi dia sangat kaget, pedagang tersebut ternyata menolak dan mengatakan 40 Riyal.
Usut punya usut, anggukan pedagang tadi bukan berarti dia setuju dengan tawaran teman tersebut. Anggukan itu menyatakan bahwa Al Quran tersebut terdiri dari 30 juz. “Ya 30 juz, 40 Riyal,” kata pedagang itu. Teman tersebut hanya bisa tersenyum geli.
“Ya di mana-mana Al Quran memang 30 juz,” kata teman tersebut sambil ngeloyor pergi. Tinggallah si pedagang bingung mengartikan senyum teman saya tersebut.
Oalah ternyata salah paham!(djo/wiq)