Selamat Datang di KBIH al-Furqon Alamat: Jl. Jasa Warga Kp. Sugutamu RT. 07/021 No. 36 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Depok 16418 (belakang Gema Insani Press). Telp. 021-77827107. HP. 0812 8158 187 (Ketua KBIH: H. Sainan), 0812 889 3373, Email: kbih.alfurqon36@gmail.com. Blog: www.kbih-alfurqon36.blogspot.com.

Rabu, 29 Juni 2011

Menggapai Ridho Allah dengan Haji Mabrur Melalui KBIH Al-Furqon

KBIH al-Furqon adalah salah satu dari 20 KBIH di Kota Depok yang terdaftar resmi berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji No. D/377 tahun 2002 Jo. No. D/348/Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

KBIH al-Furqon berdiri sejak tahun 2004 dan sudah sukses melakukan pemberangkatan jamaah haji sebanyak 7 kali dan akan melaksanakan pemberangkatan yang ke delapan kalinya pada tahun 2011 medio bulan September ini.

Calon jamaah haji KBIH al-Furqon diberikan pembekalan teori dan praktik manasik haji yang memadai, didukung oleh para nara sumber yang profesional dibidangnya dan pembimbing haji yang sudah berpengalaman, baik di tanah air maupun selama di tanah suci.

KBIH al-Furqon mempunyai tujuan ibtighoa mardhotillah, sesuai dengan kalimat yang tertera di logo, yaitu menggapai ridho Allah dengan haji mabrur melalui KBIH al-Furqon.

Ruang Lingkup Tugas KBIH al-Furqon
1. Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan manasik haji di tanah air dengan pelayanan pembinaan manasik berupa materi dan praktek.
2. Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan manasik di tanah suci, yaitu pelaksanaan umrah, thawaf, sa’i, tiga jamrah, mabit, wuquf dan pembayaran dam serta ziarah ke tempat-tempat bersejarah.
3. Melayani persiapan akomodasi dan transportasi selama pemberangkatan, ibadah di tanah suci, sampai perjalanan pulang ke tanah air.

Senin, 27 Juni 2011

Menggapai Ridho Allah dengan Haji Mabrur Melalui KBIH Al-Furqon

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) al-Furqon termasuk salah satu dari 20 KBIH resmi di Kota Depok berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji No. D/377 tahun 2002 Jo. No. D/348/Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

KBIH al-Furqon mulai beroperasional sejak tahun 2004 dan sudah 8 kali memberangkatkan jamaah haji sampai saat sekarang ini. Jamaah haji yang sudah bergabung dengan KBIH al-Furqon berjumlah 320 orang.

Setiap tahun KBIH al-Furqon melakukan pemberangkatan calon jamaah haji ke Tanah Suci. Sebelum menuju ke Tanah Suci, calon jamaah diberikan bimbingan manasik haji sebanyak 12 kali, baik teori maupun praktek dengan tutor yang berpengalaman dan sarana dan prasarana yang sangat menunjang, sehingga dapat membantu dan mempermudah calon jamaah haji memahami pembelajaran manasik haji.

Untuk info lebih lanjut, Anda dapat langsung datang ke KBIH al-Furqon yang beralamat di Jl. Jasa Warga Kp. Sugutamu RT. 07/021 No. 36 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Depok 16418 (belakang Gema Insani Press), atau telp. ke 021-77827107. HP. 0812 8158 187 (Ketua KBIH: H. Sainan), 0812 889 3373, Email: kbih.alfurqon36@gmail.com. Blog: www.kbih-alfurqon36.blogspot.com.

Minggu, 26 Juni 2011

Goa Tsur Saksi Kesetiaan dan Persahabatan Agung

Goa Tsur Saksi Kesetiaan dan Persahabatan Agung Senin, 18 Oktober 2010 Mekkah (MCH)--Kisah berikut ini adalah cerita mengenai sepenggal episode perjalanan dua orang sahabat dalam dalam mencari Ridho Allah SWT. Penggalan kisah ini terjadi ketika keduanya sedang dalam perjalanan Hijrah dari Makkah menuju Madinah. Di sebuah goa di tengah-tengah gurun pasir tak bertepi, seseorang rela mengorbankan nyawanya demi sahabat yang dicintainya karena Allah SWT. Kisah yang terjadi di dalam Gua Tsur ini, mengajarkan kepada kita tentang arti kesetiaan dan keagungan pengorbanan para sahabat untuk Rasulullah SAW. Dan tiba2 seekor ular mendesis perlahan mendatangi kaki Abu Bakar yg terlentang. Abu Bakar menatapnya waspada, ingin sekali Ia menarik kedua kakinya untuk menjauh. Namun, keinginan itu segera dienyahkan dari benaknya, tak ingin Ia mengganggu tidur nyaman Rasulullah SAW. Abu Bakar meringis ketika ular itu mematuk pergelangan kakinya, sakit. Tapi kakinya tetap saja tak bergerak. Sang ular kemudian bergerak pergi dalam hening setelah beberapa lama melilit kaki Abu Bakar. Kini Abu Bakar merasakan panas di sekujur tubuhnya. Rupanya bisa ular itu segera menjalar sangat cepat. Hingga tanpa sengaja, ia nyaris tak sanggup menahan rasa sakit dan air matanya pun menetes mengenai pipi Rasulullah SAW yang tengah berbaring. Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini? susra lirih Rasulullah SAW memenuhi udara dalam Gua. Tentu saja tidak, wahai Rasulullah. Saya ridho dan ikhlas mengikuti kemana pun Engkau pergi, Kata Abu Bakar sembari masih menahan rasa sakit. Lalu mengapakah Engkau meneteskan air mata? tanya Rasululah menyelidik. Seekor ular baru saja menggigit saya, wahai putra Abdullah. Ternyata bisanya menjalar begitu cepat, terang Abu Bakar. Lalu Rasulullah SAW menatap Abu Bakar penuh keheranan dan tak seberapa lama bibir manisnya bergerak. Mengapa engkau tidak menghindarinya? Saya khawatir bila gerakan saya membangunkanmu dari tidur lelap, jawab Abu Bakar sendu. Sebenarnya ia kini menyesal karena tidak dapat menahan air matanya, hingga mengenai pipi Rasulullah dan membuatnya terjaga. Sungguh bahagia aku memiliki seorang sahabat sepertimu. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi balasan, sabda Rasuullah SAW yang dengan penuh kasih sayang dan tanpa menunggu waktu, segera meraih pergelangan kaki sahabatnya yang baru saja digigit ular. Dengan mengagungkan nama Allah, Nabi mengusap bekas gigitan ular di Abu Bakar dengan ludahnya. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi terasa. Abu Bakar segera menarik kakinya karena malu, sementara Rasulullah SAW masih memandangnya dengan penuh rasa sayang. Goa Tsur terletak di luar kota Makkah, di sebelah arah menuju Madinah yang berjarak kurang lebih 600 km. (syaifullah amin/mch madinah)

Pentingnya Manasik

Masyarakat Muslim yang berencana melaksanakan ibadah Haji diminta untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Bukan hannya dari segi materi atau kesehatan fisik, tapi juga dari sisi mental serta memahami rukun dan tata cara prosesi ibadah haji. Salah satu persiapan yang sangat penting bagi setiap calon jamaah adalah manasik. Biasanya Kementrian Agama meminta kepada setiap jamaah regular maupun haji hkusus untuk mengikuti manasik yang diselenggarakan oleh kelompok Bimbingan Ibadah Haji ( KBIH ) atau biro perjalanan haji. Dalam manasik, jamaah akan mendapatkan pembekalan mengenai tata cara ibadah, rukun, syarat, wajib, atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan di Tanah Suci serta sosialisasi kebijakan pemerintah Arab Saudi. Manasik adalah sebuah keharusan, karena ini pembekalan untuk jamaah, ujar ustadz Muhammad hafidz kepada Republika, selasa (14/6). Manasik , lanjut dia, sangat bermanfaat bagi jamaah. Lewat kuliah singkat ini, jamaah bakal mengetahui apa yang harus dilakukan ketika berada di Tanah Suci. Karena untuk berhaji ataupun umrah, jamaah tidak cukup hanya berbekal niat atau mampu, tapi tidak tahu, ketika sampai di sana dan kembali ke Tanah Air, tidak aka nada perubahan, ujarnya Materi manasik yang diberikan, menurut hafidz, tidak hanya soal haji atau umrah, tapi juga pembekalan mulai dari apa itu Islam, bagaimana ber-islam yang benar dan hal lainnya, termasuk melaksanakan tawaf, sa’I, dan wukuf di Arafah. Pembimbing haji dan umrah, ustadz Ali Nurul Hak menjelaskan, manasik sangat penting agar jamaah mengetahui tujuan berangkat ke Tanah Suci untuk ibadah karena Allah. Supaya Jamaah bisa menjalankan syariah dengan benar. Cara Ibadahnya benar, akhirnya dapat yang baik, katanya. Dalam manasik calon jamaah akan mendapatkan pencerahan mengenai filosofi ibadah, tawaf, sa’I, dan tahallul. Selain itu, juga dijelaskan mengenai ritual ibadah, rukun, wajib dan syarat haji, dan juga tak ketinggalan mengenai regulasi Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (FKKBIH), Qosim Shaleh mengataka, manasik memiliki multi manfaat, pengenalan lapangan, pendalaman substansi haji, sosialisasi situasi suasana, pengenalan budaya Arab, juga meningkatkan kualitas ilmu calon jamaah serta perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. Jamaah yang tidak mengikuti manasik bakal mengalami kesulitan ketika di Tanah Suci. Mereka yang sudah berhaji dua kali pun, terkadang tetap mengalami kesulitan, khususnya dalam menghafal bacaan atau doa-doa penting. Apalagi jamaah yang baru kali pertama melaksanakan haji, tentu saja akan sangat kesulitan. Persiapan psikis jamaah juga penting disamping fisik. Para pembimbing juga mengajarkan agar jamaah mampu menendalikan sifat iri, emosi, takabur, dan lainnya. Setiap jamaah juga diminta bersosialisasi dengan jamaah lainnya. Hal ini penting agar jamaah memiliki akhlakul karimah dan akidah yang baik. Untuk itu dalam manasik, jamaah disarankan saling mengenal satu sama lain. Agar timbul rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Sehingga ketika ada masalah bisa diselesaikan dengan kekeluargaan pula. Sebelumnya Wakil Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan haji, Djadjang Sudradjat mengatakan, pentingnya manasik haji bisa dilihat dari dua sisi pertama, sisi agama. Haji merupakan ibadah dan bagian dari rukun islam. Tentunya, semuanya harus ada syaratnya. Haji pun ada urutannya, mulai dari ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’I, tahallul, serta tertib. REPUBLIKA

Minggu, 19 Juni 2011

Keajaiban Doa

"Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera."
(HR. Tirmidzi)

Banyak sekali ayat al-Qur’an serta hadis yang menerangkan tentang doa. Akan tetapi, 2 ayat al-Qur’an ini cukup jelas menerangkan kita tentang makna sebuah doa.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS: Al-Mu’min/40: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah/2: 186)
Dari kedua ayat itu, dapat ditarik kata kunci sebagai berikut:
1. Al-Mu’min/40: 60:
a. Berdoa adalah perintah Allah SWT.
b. Doa pasti dikabulkan
c. Tidak berdoa berarti sombong
d. Sombong kepada Allah SWT adalah dosa besar yang mendapat ancaman neraka jahannam
2. Al-Baqarah/2: 186:
a. Allah SWT sangat dekat
b. Allah SWT mengabulkan doa hambanya
c. Hendaknya taat dan beriman kepada Allah SWT (sebelum berdoa)
d. Orang dengan doa, taat dan beriman selalu berada dalam kebenaran

Setiap doa yang dipanjatkan oleh seseorang, pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Jika ada, sesungguhnya bukan karena tidak dikabulkan, bisa jadi karena ada persyaratan atau hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi. Misalnya:
1. Soal Waktu.
Simak Hadis berikut:
“Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan mukanya kepada Allah untuk berdoa, kecuali Allah memberikannya (memenuhinya), kadang dipercepat dan kadang diperlambat.” (HR Ahmad dan Hakim)

2. Karena tidak baik bagi yang berdoa.

Kadang manusia itu merasa yakin bahwa doanya baik untuknya, atau lebih parah lagi doa itu mendikte Allah SWT dengan meminta apa-apa yang diinginkannya. Padahal belum tentu yang diminta itu baik untuknya. Oleh karena itulah kenapa sebaiknya kita berdoa dengan kalimat/doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an walaupun kita tetap diperbolehkan berdoa dengan kalimat kita sendiri, asal doanya itu benar-benar tulus dan pasrah kepada Allah SWT apa yang akan diberikan kepada kita. Simaklah arti ayat berikut:
“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah/2: 216)

3. Ujian dari Allah SWT.
Simak arti ayat berikut:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut/29: 2)
Tidak serta mertanya doa terkabul merupakan sebuah ujian iman bagi kita. Seperti apa yang saya alami dan ceritakan di awal tulisan ini. Padahal dengan semakin intent kita berdoa, maka semakin banyak ibadah kita, semakin kita dekat kepada Allah SWT, dan tentu saja doa kita itu tidak akan disia-siakan oleh Allah SWT.

4. Dihindarkan-Nya kita dari kecelakaan dan kejelekan yang sebanding.
5. Ditangguhkan sebagai simpanan di Akhirat
Untuk 2 point di atas, marilah kita simak hadis berikut:
“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sesuatu yang bukan doa menyangkut dosa atau menyangkut usaha memutuskan silahturahmi, kecuali Allah akan memberikannya dengan salah satu dari 3 kemungkinan: segera dipenuhi-Nya doa tersebut, atau disimpan-Nya sebagai simpanan pahala di akhirat, ata dihindarkan-Nya dia dari kecelakaan atau kejelekan yang sebanding. Mereka (para sahabat) bertanya: Bagaimana jika kami perbanyak? Rasul menjawab: Allah akan memperbanyak lagi.” (HR Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la dan Hakim)

Syekh Ibnu Athoillah dalam kitab al-Hikam menjelaskan bahwa, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dari do’a seorang hamba.
Pertama, do’anya dikabulkan saat itu juga, seperti do’anya tiga orang pemuda yang terjebak dalam gua yang pintunya tertutup oleh sebongkah batu. Maka batu yang menutup pintu gua itupun bergeser sedikit demi sedikit hingga terbuka secara sempurna ketika satu persatu dari pemuda yang terjebak itu memohon kepada Allah SWT sambil mengutarakan perbuatan baiknya.

Kedua, do’a itu dikabulkan, tetapi pada saat yang dianggap lebih tepat oleh Allah SWT, bukan pada saat yang diminta oleh seorang hamba, seperti do’anya Nabi Ibrahim yang memohon agar Mekah Al Mukaromah dijadikan negeri yang banyak dikunjungi manusia dan menjadi negeri yang kaya raya. Kini kita selalu dapat menyaksikan, betapa berjuta-juta orang datang berkunjung ke negeri Mekah dari segala penjuru dunia untuk menunaikan haji memenuhi panggilan Allah SWT, dan negeri ini menjadi negeri yang kaya raya karena banyaknya cadangan minyak bumi yang ada di sana.
Ketiga, do’a itu tidak dikabulkan, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan sebuah kebaikan, sehingga seorang hamba yang rajin berdo’a dapat terhindar dari sebuah bencana atau cobaan dari-Nya.

Oleh karenanya, berdo’a dalam setiap kesempatan mutlak dilakukan oleh seorang mu’min, untuk mengharap pertolongan Allah SWT, senantiasa dapat berjalan di jalan yang benar, dan terhindar dari bencana dan cobaan-Nya, disertai dengan rasa penuh harap kepada Allah SWT dan penuh rasa takut kepada-Nya, serta tawakkal terhadap segala takdir yang ditentukan oleh-Nya setelah berusaha dan berdo’a. Sehingga tiada pernah ada prasangka buruk melintas dibenak kita kepada Sang Penentu, Robb semesta alam Pencipta dan Pemilik kita. jadi, bahwa kita harus yakin... Allah SWT lebih Tahu apa yg terbaik bagi kita.

Boleh jadi kamu membenci atau mencurigai sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Aku Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah/2: 216)
Setiap hari, bahkan setiap saat seorang muslim senantiasa melantunkan do’a, menyampaikan segala permohonan dan harapan baik dikala lapang, terlebih dikala sempit. Namun seringkali sekian banyak do’a telah dilantunkan, sekian banyak majlis dzikir telah merebak bak jamur di musim hujan, istighosah kubro-pun entah berapa kali dilaksanakan, kenyataanya, do’a tak kunjung mendapat jawaban. Persis seperti kondisi di negeri ini. Krisis ekonomi tak kunjung berakhir, bencana demi bencana silih berganti menimpa. Berbagai upaya do’a telah dilakukan bersama, namun Allah SWT belum jua memberikan asa yang kita pinta.
Gerangan apakah penyebab do’a-do’a kita belum terjawab? Pertanyaan-pertanyaan tsb. sering terlontar dari banyak orang, dan kadang membuat orang berputus asa.
Ada sebuah kisah tentang masyarakat Basrah yang waktu itu sedang dilanda kemelut sosial. Kebetulan mereka kedatangan ulama besar yang bernama Ibrahim bin Adham. Masyarakat Basrah pun mengadukan nasibnya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Abu Ishak (panggilan Ibrahim bin Adham), Allah berfirman dalam Al-Quran agar kami berdoa. Kami warga Basrah sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi kenapa doa kami tidak dikabulkan Allah? Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai penduduk Basrah, karena hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara:
1. Bagaimana mungkin doa kalian akan dikabulkan Allah! Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak-Nya.
2. Setiap hari kalian membaca al-Quran, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.
3. Kalian selalu mengaku cinta kepada rasul, tetapi kalian meninggaklan pola prilaku sunnah-sunnahnya.
4. Setiap hari kalian membaca ta’awudz, berlindung kepada Allah dari setan yang kalian sebut sebagai musuhmu, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan setan dan mengikuti langkahnya.
5. Kalian selalu mengatakan ingin masuk syurga, tetapi perbuatan kalian justru bertentangan dengan keinginan itu.
6. Katanya kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justru mencampakkan dirimu sendiri kedalamnya. Kalian mengakui bahwa maut adalah keniscayaan, tetapi nyatanya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan sendiri kalian tidak mampu melihatnya.
7. Kalian sibuk mengoreksi aib orang lain, tapi kalian tidak mau mengoreksi aib sendiri.
8. Kalian sering menguburkan jenazah saudaramu, tetapi kalian tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
9. Kalian tahu kematian itu pasti datang, tetapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
10. Setiap saat kalian menikmati karunia Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya
Terakhir ia mengatakan, "Wahai penduduk Basrah, ingatlah sabda nabi, "Berdoalah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dikabulkan. Hanya saja kalian harus tahu bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main."
Kisah lain terjadi ketika di Basrah Irak, dilanda kekeringan, kesulitan air dan hujan tak jua turun. Maka penduduk Basrah sepakat untuk mengadakan sholat istisqo’ untuk meminta hujan.

Para ulama dan tokoh masyarakat hadir untuk melakukan sholat dan berdo’a meminta keridhoan Allah SWT menurunkan hujan. Namun hingga beberapa kali sholat istisqo’ dilaksanakan, hujanpun tak jua turun. Hingga suatu malam di masjid, usai sholat istisqo’, siang harinya, Malik bin Dinar dan Tsabit al-Bunani melihat seorang berkulit gelap, berwajah sederhana, dengan betis tersingkap yang terlihat kecil, dan perut buncit datang di malam buta, ketika masjid telah sepi. Yang belakangan diketahui Malik bin Dinar, ia adalah budak seorang yang sangat kaya raya di Basrah, yang malamnya habis untuk menangis karena bermunajat kepada Allah SWT dan siangnya habis untuk sholat dan puasa.
Budak tersebut di masjid melakukan sholat dua rakaat dengan bacaan surat yang tidak terlalu panjang. Ruku’ dan sujudnya juga sama pendeknya dengan lama berdirinya. Usai sholat dia menengadahkan tangan ke langit sambil berdo’a yang di dengar oleh Malik bin Dinar: ”Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya”.

Setelah mendengar itu Malik bin Dinar berkata, “Belum lagi dia menyelesaikan perkataannya, angin dingin tebal menggelayut di langit. Kemudian tidak lama, hujan turun dengan begitu derasnya. Subhaanallah, do’a seorang budak yang serta merta dikabulkan-Nya. Kini.....marilah kita berkaca diri.
Ketika do’a-do’a kita tak di dengar, ketika do’a-do’a kita tak terjawab, barangkali ada diantara sepuluh hal yang dikemukakan oleh Ibrahim bin Adham di atas terjadi pada diri kita.

Bila memang ada, sudah selayaknyalah kita berbenah diri. Beristighfar sebanyak-banyaknya, demi memperoleh ampunan-Nya. Melakukan taubat, taubatan nashuha, sambil terus berusaha melakukan berbagai upaya yang mendukung terhadap hal-hal yang kita pinta.

Demikian pengantar tentang doa, semoga dapat menambah wawasan kita untuk lebih bijaksana dalam menghadapi segala persoalan yang menimpa dalam kehidupan kita. Apapun yang terjadi, sesungguhnya itulah cara Allah SWT untuk dapat menyadarkan hamba-Nya kembali ke jalan-Nya. Doa adalah cara yang paling tepat seorang hamba mencurahkan segala persoalan hidupnya kepada Tuhannya, yaitu Allah SWT.
Dalam buku yang sederhana ini, kami mencoba untuk membocorkan rahasia agar doa terkabul. Semoga bermanfaat. Amiin. Wallaahu a'lam bishshowwab!

Pengertian Doa

Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT, seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya.

Keutamaan Berdoa

Rasulullah SAW menjelaskan fadhilah berdoa, diantaranya:
1. Allah SWT mencintai orang yang berdoa dan menjadikannya dekat dengan-Nya.
2. Mendapatkan ridha, rahmat, dan petunjuk Allah SWT.
3. Mendapatkan ampunan Allah SWT.
4. Mendapatkan keluasan rezeki.
5. Mendatangkan kebaikan serta menolak bahaya dan musibah.
6. Memudahkan kesulitan.

Tujuan Berdoa
1. Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT.
2. Agar selamat dunia akhirat
3. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT
4. Meminta perlindungan Allah SWT dari setan yang terkutuk

Tata Cara Berdoa yang Dikabulkan
1. Ikhlas karena Allah SWT, khusyuk, dan serius.
2. Menghadap ke Kiblat/Ka'bah
3. Sebelum berdoa membaca basmalah, istighfar, dan hamdalah. Kemudian diikuti salawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
4. Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan mengusap muka dengan telapak tangan setelah doa.
5. Melembutkan suara dan tenang saat berdoa.
6. Mengakui perbuatan dosa dan mohon ampunan-Nya.
7. Mengakui nikmat yang diberikan-Nya dan bersyukur kepada-Nya.
8. Berharap agar doanya diterima Allah SWT.
9. Berdoa berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan keseriusan kita agar dikabulkan oleh Allah SWT
10. Setelah berdoa ditutup dengan salawat nabi dan pujian pada Allah SWT.
11. Taat pada aturan Allah SWT dan menghindari larangan-Nya.
12. Makanan, minuman, dan pakaian dari rizki yang halal.
13. Membantu anak-anak yatim, orang fakir dan miskin.
14. Menganjurkan perbuatan baik dan melarang perbuatan buruk kepada orang lain (Amar ma’ruf dan nahi munkar)
15. Tidak menzholimi orang lain.
16. Dalam keadaan suci.
17. Berakhlak mulia.

Waktu, Kondisi, Situasi, dan Tempat-Tempat Dikabulkannya Doa
1. Ketika membaca Al-Quran.
2. Setelah Solat wajib/fardu.
3. Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud.
4. Saat melaksanakan ibadah haji.
5. Malam lailatul qodar
6. Hari Jum’at
7. Antara azan dan iqomah
8. Saat Sujud
9. Ketika tidur dalam keadaan suci dan terbangun tengah malam
10. Saat tasyahhud akhir
11. Mendoakan sesame Muslim secara diam-diam.
12. Dua di hari Arofah di Padang Arofah
13. Saat bulan Ramadhan
14. Di majlis dzikir
15. Ketika tertimpa musibah
16. Orang tua terhadap anaknya
17. Musafir (orang yang bepergian untuk perkara yang baik)
18. Orang yang berpuasa sampai berbuka.
19. Orang yang berpuasa ketika berbuka.
20. Orang yang sedang terdesak.
21. Pemimpin yang adil
22. Anak yang sholeh kepada orang tuanya
23. Setalah berwudhu dengan doa-doa ma’tsur
24. Setelah melontar jumroh shugro dan wustho.
25. Doa di dalam Ka’bah
26. Di bukit Shofa dan Marwah serta Masy’aril Harom
27. Saat berpuasa wajib dan sunah.
28. Saat minum air zam-zam.
29. Saat sedang sakit.
30. Saat mendapat fitnah dan dizholimi orang lain.
31. Di waktu lapang
32. Di waktu sujud
33. Di awali dengan Asma’ul Husna (nama-nama Allah SWT yang indah).
34. Di awali dengan Ismul A’zham (pujian-pujian kepada Allah SWT).